1. Pertama – mereka yang hanya bersandar pada obat-obatan, baik mereka yang menggunakan cara pengobatan Barat maupun yang menggunakan cara pengobatan Timur – yang seringkali disebut tradiisional atau pengobatan alternatif. Tidak ada perbedaan prinsip diantara mereka yang hanya mempercayai obat-obatan yang dibuat farmasi dan mereka yang hanya mempercayai ramuan tradisional yang dibuat di rumah atau pabrik.
2. Kedua – mereka yang menggunakan kekuatan diri sendiri , kekuatan pikiran, “tenaga dalam”untuk penyembuhan. Metode-metode penyambuhanyang populer di Indonesia termasuk yang disebut Reiki, Divine Healing, Pranic Healing, Tao Healing, Satria Nusantara, Kalimasada, Bali Husada, Bangau Putih, Merpati Putih dan lain sebagainya – pada dasarnya menggunakan kekuatan diri seorang praktisi, yang biasanya disebut penyembuh. Oleh karena itu, daya pikir dan kemampuan konsentrasi dan visualisai seorang praktisi menjadi faktor penentu.
3. Ketiga –mereka yang menggunakan Tenaga Alam atau Energi Illahi dan bukan tenaga dalam.
Kelompok ini tidak menggunakan kekuatan diri sendiri, oleh karena itu konsentrasi, visualisasi dan sebagainya tidak dibutuhkan sama sekali. Latihan-latihan di Anand Ashram (anandkrishna.org) termasuk penyembuhan dengan Terapi Sentuhan Neo Zen Reiki berada pada kelompok yang ketiga ini.
Penyembuhan dapat terjadi dengan menggunakan kekuatan pikiran, namun hasilnya sangat terbatas. Sebaliknya, hasil yang dapat diperoleh dengan menggunakan Energi Illahi tidak terbatas.
Sementara yang disebut divine healing atau penyembuhan Illahi oleh berbagai pihak sebenarnya juga bukan merupakan penyembuhan Illahi. Merekapun masih menggunakan visualisasi, daya konsentrasi dan lain sebagainya. Reiki yang dipopulerkan oleh berbagai pihakpun sudah kehilangan “Rei”nya, ke-Illahi-annya, kerohaniannya.
Kita tidak akan membahas metode yang dipraktekkan oleh kelompok pertama dan kedua. Kita akan mempelajari metode yang digunakan oleh para praktisi ilmu kesehatan dalam kelompok yang ketiga. Para Sufi, para penyelam Tao yang sebenarnya, para praktisi Zen yang sesungguhnya – berada dalam kelompok yang ketiga ini.
Ciri khas kelompok yang ketiga adalah bahwa mereka tidak pernah menutup diri terhadap kemungkinan-kemungkinan lain. Misalnya mereka tidak akan menolak kelompok pertama, yang ditolak adalah fanatisme kelompok pertama. Kelompok pertama biasanya sangat fanatik terhadap obat-obatan kimia maupun tradisional, sehingga akan menolak segala sesuatu yang lain.
Kelompok ketiga tidak pernah fanatik. Apabila obat-obatan dibutuhkan mereka akan memakannya, kalau perlu dibedah sebagai upaya terakhir, mereka juga akan menjalaninya. Bila ramuan-ramuan tradisional bisa menunjang kesehatan, merekapun akan menerimanya.
Mereka juga tidak akan mengatakan bahwa kelompok kedua adalah salah. Hanya metode mereka berbeda, bertolak belakang. Itu sebabnya seorang Sufi, sorang praktisi Zen atau praktisi Tao yang sebenarnya tidak akan memberikan metode yang menggunakan mind, pikiran ataupun daya konsentrrasi – visualisasi.
Keengganan mereka menggunakan daya konsentrasi dan kemampuan diri bukannya tidak beralasan. Penggunaan tenaga dalam atau tenaga diri tidak bisa tidak akan selalu menimbulkan rasa angkuh karena pada dasarnya keberhasilan metode semacam itu tergantung pada mind atau ego anda. Semakin besarnya ego Anda, semakin kuat daya konsentrasi Anda – akan semakin berhasil pula pengobatan dan penyembuhan Anda. Anda tidak akan berhasil tanpa ego yang kuat.
Sebaliknya di Anand Ashram, sedang berupaya meleburkan ego, melepaskan mind, karena spiritualitas atau kerohanian dan ego atau mind tidak bisa eksis bersama. Oleh sebab itu metode-metode yang digunakan oleh kelompok kedua tidak bisa digunakan di Ashram.
Kelompok ketiga banyak menggunakan berbagai macam metode. Terapi-terapi meditasi dalam program Manajemen Stres, terapi sentuhan Neo Zen Reiki, latihan-latihan Kundalini Yoga dan Tao Yin. Sarana-sarana penunjang ini dimaksudkan bagi pemulihan rasa percaya diri, rasa percaya diri yang dapat berkembang menjadi keyakinan. Dan secara jujur, sesungguhnya keyakinan inilah yang membuat Anda sehat. Keyakinan andalah yang menyembuhkan Anda.
Inilah nasihat Hazrat Inayat Khan bagi para praktisi ilmu kesehatan:
Sebelum mempraktekkan ilmunya terhadap orang lain, ia sendiri harus sudah dalam keadaan selaras,seimbang dan sehat dalam arti kata sebenarnya. Tidak hanya sehat jasmani, tetapi sehat rohani. Apabila Anda masih mencari sensasi, masih mengejar ketenaran, maka Anda belum layak mempraktekkan ilmu kesehatan, karena pada dasarnya Anda sendiri belum sehat. Anda masih belum merasa lengkap. Anda masih kosong, masih hampa. Itu sebabnya masih mengejar nama, mengejar ketenaran. Keselarasan dalam diri hanya dapat diperoleh apabila sebagai seorang praktisi ilmu kesehatan Anda menjaga keseimbangan antara aktifitas dan rileksasi.
Sesekali mereka perlu menjauhkan diri dari keramaian dunia.Mereka akan menyepi dan penyepian semacam itu memang perlu karena dalam kehidupan sehari-hari kita terlalu banyak memboroskan energi. Salah satunya adalah mata Anda. Mungkin Anda menggunakannya lebih dari seribu kali tiap hari. Dari seribu kali penggunaan itu, sebenarnya Anda mungkin hanya perlu menggunakan seratus kali saja. Sisa sembilan ratus kali sesungguhnya tidak dibutuhkan namun Anda tidak bisa menghindarinya. Sengaja atau tidak sengaja telah terjadi penggunanan - pemborosan yang tidak dapat dihindari.
Seorang praktisi kesehatan harus:
· Dapat mengendalikan panca inderanya, berarti tidak dikuasai oleh panca indera, tetapi menguasainya.
· Mengimbangi kegiatannya dengan istirahat yang cukup
· Memiliiki wawasan spiritual.
Pengendalian panca indera maupun keseimbangan antara kegiatan dan rileksasi harus dilakukan dengan cara spiritual. Anda juga bisa mengendalikan panca indera dengan cara yang tidak spiritual. Anda juga bisa mengimbangi kegiatan Anda dengan istirahat yang cukup, tanpa menghiraukan spiritualitas.
Anda bisa memperoleh istirahat yang nyaman dan menyenangkan namun tidak bersifat spiritual. Alkohol, rokok, narkotika, seks yang berlebihan dan sebagainya bisa memberikan kenyamanan sesaat. Semuanya itu juga dapat memberikan rileksasi sementara, namun tidak bersifat spiritual. Rileksasi yang diperoleh dari obyek-obyek di luar anda membuat Anda semakin tidak mandiri, semakin tergantung dengan dunia benda.
Pengendalian diri yang bersifat spiritual sangat lembut, tidak keras. Pengendalian diri yang bersifat spiritual berangkat dari kesadaran, dari pencerahan. Ia akan berhenti merokok, karena sadar bahwa merokok itu membahayakan kesehatannya. Ia tidak butuh undang-undang dan fatwa dari penguasa dan lembaga keagamaan untuk berhenti merokok. Ia berhenti merokok karena di dorong oleh kesadarannya sendiri. Inilah pengendalian diri yang bersifat spiritual.
Apabila seorang praktisi ilmu kesehatan berhasil mengendalikan dirinya dengan cara demikian, maka menurut Hazrat Inayat Khan ia akan memperoleh “Kekuatan Illahi” – ia tidak akan membutuhkan kekuatan pikiran lagi.
Sekarang pilihan di tangan Anda, ilmu kesehatan yang diperoleh untuk mendukung spiritualitas atau popularitas - ketenaran. Sebagai praktisi kesehatan holistik, sebaiknya pilihan bijak Anda adalah bisa untuk menjawab pertanyaan: Who Am I?
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar