Kali ini kita akan melanjutkan topik kesehatan holistik ini dengan menelusuri terapi sentuhan yang ditemukan oleh Sensei Usui dari Jepang berupa Reiki.
Rei dalam bahasa Jepang atau Ling dalam bahasa China berarti Mulia, Illahi, Rohani, Spiritual atau Divine. Ki dalam bahasa Jepang (China = Chi) berarti energi. Jadi Reiki atau Ling Chi berarti energi Illahi, Energi Alam. Dalam bahasa Inggris diterjemahkan sebagai Existencial Energy, Energi Keberadaan. Keberadaan itulah Allah, Tuhan. Jadi Energi Allah, Energi Tuhan itulah Reiki.
Mikao Usui, Sensei Usui , Guru Besar Usui pada awal abad ini tertarik sekali dengan Zen Buddhism, dengan meditasi Buddhis, mulai menekuni latihan-latihan tertentu di salah satu vihara dekat Kyoto. Zen berarti meditasi, Dhyan dalam bahasa Sanskrit atau Chan dalam bahasa China. Salah satu tehnik yang ditekuninya adalah Vipassana yang berarti melihat ke dalam, meniti jalan ke dalam diri. Tehnik ini memang luar biasa, selama 21 hari Anda tidak melakukan sesuatu apapun – hanya memperhatikan nafas saja. Tidak menahan nafas, tetapi hanya memperhatikan nafas saja. Kalau nafas pendek – ya pendek, bila nafas panjang ya biarkan panjang, berhenti ya biarkan berhenti, teratur atau tidak teratur ya biarkan demikian. Anda hanya menjadi saksi terjadinya nafas saja. Dan kalau Anda mengikuti latihan ini selama 21 hari, Anda akan mengalami perubahan total dalam diiri Anda. Anda harus dibimbing oleh seorang guru yang pernah mencicipi manisnya pengalaman Vipassana untuk melakukannya. Delapan belas jam meditasi, hanya 6 jam untuk makan, mandi, tidur dan sebagainya. Apabila Anda dapat bertahan selama dua puluh satu hari, dan menghayati apa yang tengah Anda lakukan , maka sesuai meditasi itu, Anda akan mengalami perubahan dalam diri Anda.
Usui tengah menekuni Vipassana dan pada hari ke -21 , selesai dengan latihannya ia meninggalkan vihara yang terletak di atas bukit itu. Mungkin karena licin, kakinya terpeleset dan jatuh sehingga kepalanya terbentur batu sehingga mengeluarkan banyak darah. Sebagai reflek spontan, ia memegang kepalanya. Sesaat ia masih melihat bahwa ada darah segar yang mengalir, tetapi begitu dia pegang kepalanya darah itu langsung berhenti. Diantara percaya dan tidak percaya – Usui sangat heran dengan kejadian ini.
Mendapatkan pengalaman seperti itu mungkin orang lain akan mencari pembenaran dari sisi magis. Tetapi Usui berpikir kembali: Apa yang dapat menyebabkan terjadinya fenomena seperti itu? Dulu saya juga pernah jatuh, dulu juga pernah keluar darah; dulupun saya memegang kepala saya tetapi tidak terjadi apa-apa. Apa yang terjadi sekarang, sehingga darah tiba-tiba bisa berhenti. Pasti ada sesuatu. Mungkinkah karena meditasi selama 21 hari itu? Usuipun mulai bertanya pada diri sendiri.
Usui mulai mencari penyebabnya , ia ingin mengetahui apa yang terjadi. Apakah ada kaitannya dengan meditasi? Ia mempelajari buku-buku kuno dalam bahasa Pali, bahasa Kanji dan juga dalam bahasa China. Akhirnya dalam literatur kuno berbahasa Sanskrit ditemukan beberapa tulisan yang menjelaskan pengalamannya: setelah berada dalam alam meditasi dan mencapai tingkat keheningan tertentu, pola energi dalam diri seseorang dapat berubah dan dapat menghasilkan penyembuhan. Itulah yang terjadi pada Usui. Penyembuhan yang dialaminya, penyembuhan yang terjadi pada dirinya merupakan hasil latihan Vipassana yang ia lakukan selama 21 hari. Penyembuhan terjadi setelah ia mencapai tingkat no mind, setelah ia berhasil melepaskan pikirannya.
Beliau menggunakan sedikit logika. Kesimpulan beliau: apabila seseorang mencapai tingkat kesadaran tertentu dalam alam meditasi, pola energinya akan berubah dan penyembuhan terjadi. Bagaimana kalau dibalik – mulai dari belakang: merubah pola energi seseorang sehingga ia dapat mencapai tingkat kesadaran tertentu dalam alam meditasi.... apakah penyembuhan akan terjadi ?
Dalam literatur Sanskrit dia menemukan mantra untuk merubah pola energi seseorang. Mantra berasal dari dua suku kata manas yang berarti pikiran dan yantra atau alat untuk menyelaraskan, jadi arti mantra adalah alat untuk menyelaraskan pikiran. Mantra dalam bahasa Sanskrit ini harus diucapkan secara benar agar dapat menimbulkan getaran-getaran tertentu yang dapat merubah pola energi Anda. Namun kendala yang dihadapi Usui adalah pengucapan mantra dengan lidah Jepang adalah tidak begitu gampang. Iapun mulai mencari jalan keluarnya, jalan alternatif. Saat itu ditemukan tradisi Tantra yang berkembang di pegunungan Himalaya, khususnya Tibet. Dalam tradisi Tantra, mantra-mantra yang sangat panjang dan penghapalannya membutuhkan waktu yang lama dapat disingkat menjadi gerakan-gerakan tangan sederhana. Tujuannya sama: mempengaruhi pola energi di sekitar dia yang melakukannya. Ia tidak berhenti mencari dan bereksperimen, sampai akhirnya menemukan cara yang tepat untuk merubah pola energi seseorang. Sensei Usui menggabungkan keduanya, apa yang dapat disesuaikan dengan lidah Jepang dipakai tanpa harus mengorbankan makna dari mantra sendiri. Selanjutnya beliau membantu intensifikasi mantra tersebut dengan gerakan-gerakan tangan tertentu (dalam tradisi Tantra disebut mudra). Maka lahirlah terapi sentuhan berupa sistem penyembuhan Reiki ini dengan menggunakan simbol dan mantra dalam bahasa Kanji / Jepang.
(Anand Krishna, Seni Memberdaya Diri 1 – Meditasi untuk Manajemen Stres & Neo Zen Reiki)
Demikianlah sejarah penemuan terapi sentuhan oleh Sensei Usui untuk mendapatkan kesehatan secara holistik .
Rei dalam bahasa Jepang atau Ling dalam bahasa China berarti Mulia, Illahi, Rohani, Spiritual atau Divine. Ki dalam bahasa Jepang (China = Chi) berarti energi. Jadi Reiki atau Ling Chi berarti energi Illahi, Energi Alam. Dalam bahasa Inggris diterjemahkan sebagai Existencial Energy, Energi Keberadaan. Keberadaan itulah Allah, Tuhan. Jadi Energi Allah, Energi Tuhan itulah Reiki.
Mikao Usui, Sensei Usui , Guru Besar Usui pada awal abad ini tertarik sekali dengan Zen Buddhism, dengan meditasi Buddhis, mulai menekuni latihan-latihan tertentu di salah satu vihara dekat Kyoto. Zen berarti meditasi, Dhyan dalam bahasa Sanskrit atau Chan dalam bahasa China. Salah satu tehnik yang ditekuninya adalah Vipassana yang berarti melihat ke dalam, meniti jalan ke dalam diri. Tehnik ini memang luar biasa, selama 21 hari Anda tidak melakukan sesuatu apapun – hanya memperhatikan nafas saja. Tidak menahan nafas, tetapi hanya memperhatikan nafas saja. Kalau nafas pendek – ya pendek, bila nafas panjang ya biarkan panjang, berhenti ya biarkan berhenti, teratur atau tidak teratur ya biarkan demikian. Anda hanya menjadi saksi terjadinya nafas saja. Dan kalau Anda mengikuti latihan ini selama 21 hari, Anda akan mengalami perubahan total dalam diiri Anda. Anda harus dibimbing oleh seorang guru yang pernah mencicipi manisnya pengalaman Vipassana untuk melakukannya. Delapan belas jam meditasi, hanya 6 jam untuk makan, mandi, tidur dan sebagainya. Apabila Anda dapat bertahan selama dua puluh satu hari, dan menghayati apa yang tengah Anda lakukan , maka sesuai meditasi itu, Anda akan mengalami perubahan dalam diri Anda.
Usui tengah menekuni Vipassana dan pada hari ke -21 , selesai dengan latihannya ia meninggalkan vihara yang terletak di atas bukit itu. Mungkin karena licin, kakinya terpeleset dan jatuh sehingga kepalanya terbentur batu sehingga mengeluarkan banyak darah. Sebagai reflek spontan, ia memegang kepalanya. Sesaat ia masih melihat bahwa ada darah segar yang mengalir, tetapi begitu dia pegang kepalanya darah itu langsung berhenti. Diantara percaya dan tidak percaya – Usui sangat heran dengan kejadian ini.
Mendapatkan pengalaman seperti itu mungkin orang lain akan mencari pembenaran dari sisi magis. Tetapi Usui berpikir kembali: Apa yang dapat menyebabkan terjadinya fenomena seperti itu? Dulu saya juga pernah jatuh, dulu juga pernah keluar darah; dulupun saya memegang kepala saya tetapi tidak terjadi apa-apa. Apa yang terjadi sekarang, sehingga darah tiba-tiba bisa berhenti. Pasti ada sesuatu. Mungkinkah karena meditasi selama 21 hari itu? Usuipun mulai bertanya pada diri sendiri.
Usui mulai mencari penyebabnya , ia ingin mengetahui apa yang terjadi. Apakah ada kaitannya dengan meditasi? Ia mempelajari buku-buku kuno dalam bahasa Pali, bahasa Kanji dan juga dalam bahasa China. Akhirnya dalam literatur kuno berbahasa Sanskrit ditemukan beberapa tulisan yang menjelaskan pengalamannya: setelah berada dalam alam meditasi dan mencapai tingkat keheningan tertentu, pola energi dalam diri seseorang dapat berubah dan dapat menghasilkan penyembuhan. Itulah yang terjadi pada Usui. Penyembuhan yang dialaminya, penyembuhan yang terjadi pada dirinya merupakan hasil latihan Vipassana yang ia lakukan selama 21 hari. Penyembuhan terjadi setelah ia mencapai tingkat no mind, setelah ia berhasil melepaskan pikirannya.
Beliau menggunakan sedikit logika. Kesimpulan beliau: apabila seseorang mencapai tingkat kesadaran tertentu dalam alam meditasi, pola energinya akan berubah dan penyembuhan terjadi. Bagaimana kalau dibalik – mulai dari belakang: merubah pola energi seseorang sehingga ia dapat mencapai tingkat kesadaran tertentu dalam alam meditasi.... apakah penyembuhan akan terjadi ?
Dalam literatur Sanskrit dia menemukan mantra untuk merubah pola energi seseorang. Mantra berasal dari dua suku kata manas yang berarti pikiran dan yantra atau alat untuk menyelaraskan, jadi arti mantra adalah alat untuk menyelaraskan pikiran. Mantra dalam bahasa Sanskrit ini harus diucapkan secara benar agar dapat menimbulkan getaran-getaran tertentu yang dapat merubah pola energi Anda. Namun kendala yang dihadapi Usui adalah pengucapan mantra dengan lidah Jepang adalah tidak begitu gampang. Iapun mulai mencari jalan keluarnya, jalan alternatif. Saat itu ditemukan tradisi Tantra yang berkembang di pegunungan Himalaya, khususnya Tibet. Dalam tradisi Tantra, mantra-mantra yang sangat panjang dan penghapalannya membutuhkan waktu yang lama dapat disingkat menjadi gerakan-gerakan tangan sederhana. Tujuannya sama: mempengaruhi pola energi di sekitar dia yang melakukannya. Ia tidak berhenti mencari dan bereksperimen, sampai akhirnya menemukan cara yang tepat untuk merubah pola energi seseorang. Sensei Usui menggabungkan keduanya, apa yang dapat disesuaikan dengan lidah Jepang dipakai tanpa harus mengorbankan makna dari mantra sendiri. Selanjutnya beliau membantu intensifikasi mantra tersebut dengan gerakan-gerakan tangan tertentu (dalam tradisi Tantra disebut mudra). Maka lahirlah terapi sentuhan berupa sistem penyembuhan Reiki ini dengan menggunakan simbol dan mantra dalam bahasa Kanji / Jepang.
(Anand Krishna, Seni Memberdaya Diri 1 – Meditasi untuk Manajemen Stres & Neo Zen Reiki)
Demikianlah sejarah penemuan terapi sentuhan oleh Sensei Usui untuk mendapatkan kesehatan secara holistik .
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar