Suatu ketika dalam perjalanan menuju kampus, di tengah jalan Kuzaru sedang merasa kelaparan dan memutuskan untuk mencari makanan. Sampailah ia di sebuah depot gado-gado di Jl. Pucang Anom Timur. Setelah selesai makan terjadilah percakapan berikut.
Pemilik depot: "SMA atau kuliah Mas?"
Kuzaru : "Kuliah, Bu."
Pemilik depot: "Kuliah di mana?"
Kuzaru : "Di Unesa."
Pemilik depot: "Oh... ambil Jurusan apa?"
Kuzaru : "Jurusan matematika."
Pemilik depot: "Lho, jurusan matematika kok dandanannya mbois begini?" Maksudnya nyentrik, mungkin karena beliau melihat potongan rambut Kuzaru, "Kayak mahasiswa jurusan seni aja. Ah, jurusan seni kali..."
Kuzaru : "Iya deh Bu, saya mahasiswa jurusan seni." (pasrah)
Pemilik depot: "Oh... Seni apa Mas?"
Kuzaru : "Seni yang berobyek abstrak, memiliki simbol yang kosong arti, memperhatikan semesta pembicaraan, bertumpu pada kesepakatan, konsisten dalam sistemnya dan berpola pikir deduktif."
Pemilik depot: "Ha? Seni apa itu Mas?" (bingung dengan kata-kata aneh)
Kuzaru : "Seni Matematika."
Pemilik depot: "SMA atau kuliah Mas?"
Kuzaru : "Kuliah, Bu."
Pemilik depot: "Kuliah di mana?"
Kuzaru : "Di Unesa."
Pemilik depot: "Oh... ambil Jurusan apa?"
Kuzaru : "Jurusan matematika."
Pemilik depot: "Lho, jurusan matematika kok dandanannya mbois begini?" Maksudnya nyentrik, mungkin karena beliau melihat potongan rambut Kuzaru, "Kayak mahasiswa jurusan seni aja. Ah, jurusan seni kali..."
Kuzaru : "Iya deh Bu, saya mahasiswa jurusan seni." (pasrah)
Pemilik depot: "Oh... Seni apa Mas?"
Kuzaru : "Seni yang berobyek abstrak, memiliki simbol yang kosong arti, memperhatikan semesta pembicaraan, bertumpu pada kesepakatan, konsisten dalam sistemnya dan berpola pikir deduktif."
Pemilik depot: "Ha? Seni apa itu Mas?" (bingung dengan kata-kata aneh)
Kuzaru : "Seni Matematika."
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar