Apa itu phlegmatis? Kalau ingin tahu silahkan menggunakan google search.
Jujur, masa kecil saya adalah masa kecil yang agak suram. Terutama kepribadian saya yang suka mengalah, terlalu penurut, pemalu, sulit bergaul, suka menangis, penakut, menghindari konflik dan tanggung jawab, dll.
Tipe tempramen tersebut termasuk tipe phlegmatis.
Teman-teman SD, SMP dan SMA pasti tahu dan hafal dengan sifat-sifatku yang tidak unggul tersebut. Padahal Tuhan telah memberikan sifat-sifat unggul lainnya. Hingga SMA, aku adalah seorang jago matematika, minimal di kelas. Tapi dengan karakterku yang phlegmatis aku jadi sangat sulit untuk berkembang. Prestasi yang kudapat dari perlombaan akademis pun hanya seadanya. Selama 2 tahun aku hanya menjadi juara 2 kali pada saat SMA (halah, juaranya GIKI 2 itu seberapanya siswa biasa dari SMAN 5 sih?). Di luar akademis pun prestasiku minus. Teman-teman hanya mengetahui dari luar kalau aku ini anak pintar terutama dalam bidang MIPA dan IT (melankolis banget). Namun dalam bidang ilmu sosial aku adalah pecundang. Hingga sekarang aku sangat membenci politik praktis. Fuck!
Hingga suatu keadaan mengubahku secara perlahan namun pasti. Selama 3 tahun lebih aku bertransformasi. Hingga kini pun transformasi ini masih berjalan dan menuju ke kesempurnaan. Pertama kali jadi ketua dari suatu kelompok peserta Diklat Ardirimbaya (Ekskul Pencinta Alam di SMAGDA). Aku dipilih karena saat itu akulah satu-satunya peserta laki-laki. Namun tak lama kemudian aku keluar dari ekskul itu.
Selang beberapa waktu, aku diangkat jadi pemimpin kelompok yang bernama TeamLo (Team Longor). TeamLo adalah kelompok dari teman-temanku kelas X-7 yang duduk di bangku paling kiri di kelas. Beranggotakan 9 orang yaitu: Aku, Dony, Jonic, Ocky, Fariz, Feri, Agus, Herman dan Bejo. Tapi meskipun berpredikat sebagai ketua, kenyataannya perkataanku tak pernah dianggap. Entah mengapa mereka menunjukku sebagai ketua, sepertinya itu hanya asal tunjuk saja.
Saat SMA kelas XI, terbentuk sebuah band yang bernama RESIMADA. Band yang beranggotakan orang-orang melankolis dan phlegmatis. Image-ku yang "dianggap" pintar dan banyak ilmu membuat seluruh anggota RESIMADA menggantungkan harapan-harapannya padaku. Kondisi tersebut "memaksaku" menjadi pemimpin mereka. Dan kebetulan juga saat itu mereka tahu bahwa aku menjadikan sosok Ahmad Dhani sebagai kiblat dalam banyak hal. Seolah mereka melihatnya sendiri dalam diriku.
Dan itu masih level kelompok kecil (4-5 orang, samadengan -1 orang, LOL). Akulah yang harus memutuskan segala apa yang akan kami perbuat. Pernah pada suatu saat aku menyerahkan tahta kepemimpinan kepada mereka karena suatu alasan yang mendesak. Tapi ternyata mereka bagaikan ayam yang kehilangan induknya. Dan setelah mereka kuberi perintah, keadaan menjadi normal kembali (meskipun hati agak gemes melihat mereka tak melakukan apa-apa pada saat itu). Hingga akhirnya di pertengahan tahun 2008 kami menemukan ketidakcocokan. Kepemimpinanku yang belum sempurna dan karakterku yang belum matang membuat mereka tidak nyaman dan tidak dipimpin dengan sebagaimana mestinya. Dan akhirnya aku mengeluarkan diri dari RESIMADA.
Saat itu juga ayah dan kakakku mengajariku menjadi seorang calon mahasiswa yang sebenarnya. Aku dilatih benar-benar oleh mereka. Dengan instruksi dari mereka, aku mencari informasi tentang semua perguruan tinggi yang akan kutuju sendirian. Aku pun diajari tentang manajemen waktu yang sangat cocok sekali dengan tempramenku yang melankolis. Ada beberapa pelajaran penting dan berharga yang kudapat dari sini, yaitu: manajemen waktu, pengorbanan untuk kemajuan, kemandirian dan inisiatif. Namun jiwa phlegmatis masih ada.
PKKMB menjadi pelatihan yang berikutnya. Dengan keterpaksaan juga aku menjadi pemimpin kelompok yang beranggotakan lebih dari 20 mahasiswa baru. Sebenarnya sisi phlegmatisku masih tersisa banyak karena pada saat itu aku hanya menuruti kemauan teman-teman dan PJ-ku. Berkat keterpaksaan dan ketidak ikhlasanku itu akupun gagal memimpin kelompok Aldehid.
Pra-aksioma 2008, Diklat UK-PSM 2008 juga sedikit berpartisipasi untuk menggemblengku. Tapi momen perubahan yang paling kompleks terjadi di tahun 2009. Secercah cahaya terang telah kudapatkan. Berkat xRoN aku menyadari bahwa leadership sangatlah penting terutama bagi para lelaki. Dengan bantuan artikel-artikel motivasi dan pengembangan kepribadian darinya aku belajar dan mengembangkan kepribadianku. Suatu hal yang tidak akan diajarkan di sekolah maupun kampus.
Hasilnya? Saya tidak perlu menyombong karena bagi anda yang mengenal saya termasuk golongan orang-orang yang beruntung sudah tahu dan melihat sendiri secara langsung. Namun kesempurnaan hanya milik-Nya. Saya sebagai manusia hanya berusaha untuk mendekati kesempurnaan.
Coming soon (inshaAllah) "How Precious A Leadership Is" & "Leader Guidebook (Application)"
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar